1.
Akhlak Beragama
Pelajar
Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari
sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa dirinya adalah
makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan sebagai pemimpin di muka bumi yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia
dan alam, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar
Pancasila senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi tersebut
dalam perilakunya di kehidupan sehari-hari.
2.
Akhlak Pribadi
Akhlak
yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya
sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan dirinya penting dilakukan
bersamaan dengan menjaga orang lain dan merawat lingkungan sekitarnya. Rasa sayang,
peduli, hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas,
yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan
dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, Pelajar Pancasila bersikap
jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat.
3.
Akhlak kepada Manusia
Sebagai
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa semua manusia setara di
hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya tercermin dalam rasa sayangnya pada
diri sendiri tetapi juga dalam budi luhurnya pada sesama manusia. Dengan
demikian ia mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta
menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain.
Pelajar
Pancasila adalah pelajar yang moderat dalam beragama. Ia menghindari pemahaman
keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrim, sehingga ia menolak
prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama
manusia baik karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun agama. Pelajar Pancasila
bersusila, bertoleransi dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia
menjaga kerukunan hidup sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, tidak memberikan
label negatif pada penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun,
serta tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
4.
Akhlak kepada Alam
Sebagai
bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya
dalam tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar.
Pelajar Pancasila menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara
bagian-bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi dan memiliki
kewajiban menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Hal tersebut membuatnya
menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar sehingga ia menjaga agar alam
tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi
mendatang. Ia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta
mengambil peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan
lingkungan alam, sehingga terbiasa menerapkan gaya hidup peduli lingkungan.
5.
Akhlak Bernegara
Pelajar
Pancasila memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Ia menempatkan
kemanusiaan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
Mandiri
Pelajar
mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri
1.
Kesadaran akan Diri dan Situasi
Pelajar
yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi
yang dihadapi mencakup refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun
keterbatasan dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi.
2.
Regulasi Diri
Pelajar
Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya
untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang akademik
maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta
merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas
kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang dihadapinya.
Bergotong-royong
Pelajar
Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong
adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
1.
Kolaborasi
Kemampuan
kolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja bersama dengan orang lain disertai
perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap
positif terhadap orang lain.
Pelajar
juga memiliki kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan menyimak
pesan dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif,
mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara
kritis dan positif.
2.
Kepedulian
Pelajar
Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di lingkungan
fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan
masyarakat untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Ia merasakan dan
memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, dan
menumbuhkan hubungan dengan orang dari beragam budaya yang menjadi bagian
penting dari kebhinekaan global.
3.
Berbagi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima segala hal
yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani
kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang
yang ada di masyarakat secara sehat.
Berkebhinekaan
Global
Pelajar
Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan
rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif
dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan
tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
1.
Mengenal dan Menghargai Budaya
Pelajar
Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam
kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya,
serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis
bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional,
dan global.
2.
Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya
Pelajar
Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara
dengan memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan
setiap budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun
kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.
3.
Refleksi dan Tanggung Jawab terhadap Pengalaman Kebhinekaan
Pelajar
Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya
agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda,
termasuk perundungan, intoleransi dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman
budaya dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya
menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis
antarsesama.
4.
Berkeadilan Sosial
Pelajar
Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di
tingkat lokal, regional, nasional, dan global. Ia percaya akan kekuatan dan
potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara
aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan
sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Bernalar
Kritis
Pelajar
yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses
berpikir dalam mengambilan keputusan.
1.
Memperoleh dan Memproses Informasi
Pelajar
Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik dengan data kualitatif maupun
kuantitatif. Ia memiliki rasa keingintahuan yang besar, mengajukan pertanyaan
yang relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang
diperoleh, serta mengolah informasi tersebut. Ia juga mampu membedakan antara
isi informasi atau gagasan dari penyampainya.
2.
Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran
Pelajar
Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam
pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi
dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. Ia mampu menjelaskan alasan yang
relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
3.
Merefleksi dan Mengevaluasi Pemikirannya Sendiri
Pelajar
Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemikirannya sendiri
(metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut
sehingga ia sampai pada suatu simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta
putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari perkembangan serta
keterbatasan daya pikirnya. Hal ini membuatnya menyadari bahwa ia dapat terus
mengembangkan kapasitas dirinya melalui proses refleksi, usaha memperbaiki
strategi, dan gigih dalam mengujicoba berbagai alternatif solusi.
Kreatif.
Pelajar
yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
1.
Menghasilkan Gagasan yang Orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Gagasan ini terbentuk
dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran dan/atau perasaan sampai
dengan gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan
perasaan dan emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh
pelajar tersebut sepanjang hidupnya.
2.
Menghasilkan Karya dan Tindakan Orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi
kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan
lain sebagainya. Ia menghasilkan karya dan melakukan tindakan didorong oleh
minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pelajar
yang kreatif cenderung berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan
tindakan.
3.
Memiliki Keluwesan Berpikir
Pelajar
yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan ketika dihadapkan pada
beberapa alternatif kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu
mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari
solusi alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil.
Profil pelajar pancasila itu yang kayak apa sih? Apa kamu pernah
mendengarnya?
Belum pernah?
Kalau gitu, kamu wajib baca tulisan ini sampai selesai.
Mamak pertama dengar istlah ini awal Februari 2021, saat
Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan program sekolah penggerak. Dimana output
yang diharapkan dari program sekolah penggerak adalah profil pelajar pancasila
No comments:
Post a Comment