A. PENGERTIAN CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Untuk dapat merancang pembelajaran pada kurikulum merdeka seorang pendidik harus terlebih dahulu memahami apa yang disebut dengan Capaian Pembelajaran (CP). Berikut ini sejumlah pertanyaan yang Bapak/Ibu harus Jawab terkait hal merancang pembelajaran:
- Apa saja hal yang anda perhatikan/pertimbangkan sebagai landasan saat merencanakan pembelajaran di kelas?
- Apa yang selama ini menjadi tujuan besar dari proses pembelajaran siswa yang anda lakukan ?
- Bagaimana selama ini cara anda mengetahui bahwa siswa telah memahami apa yang dipelajarinya?
- Bagaimana selama ini anda mendorong siswa untuk membentuk pemahamannya sendiri melalui pengalaman-pengalaman yang nyata dan relevan dengan hidupnya sehari-hari?
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The Right Level)/TARL.
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat perbedaan CP yang digunakan.
B. STRATEGI MENCAPAI CP
CP dan strategi mencapai CP menggunakan Kerangka Kerja Understanding by Design.
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
- Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa otentik)
- Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu
CP disusun menggunakan metode Backward Design. Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan. Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Identifikasi hasil yang diinginkan – CP, TP dan ATP
Apa pembelajaran yang dapat terus melekat, bernilai, dan bisa diterapkan dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata pelajaran tersebut?
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk mencapainya (fase). Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
C. ELEMEN DALAM CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya.Contoh:
- Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM
- Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat memenuhi CP mengemudikan mobil. Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama. Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu dengan lainnya.
Biasanya pada modul CP Bapak/Ibu bisa melihat elemen tersebut disusun dalam bentuk Matriks yang berwarna-warni. Khusus untuk Mapel IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) dan IPS (Geografi, Sejarah, dan Sosiologi) hanya memiliki 2 (dua) elemen saja yaitu: Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses.
D. Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan memahami di level C2.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005) |
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis |
Penjelasan Explanation | Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya. |
Interpretasi Interpretation | Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya. |
Aplikasi Application | Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan) |
Perspektif Perspective | Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik. |
Empati Empathy | Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu |
Pengenalan diri Self-Knowledge | Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal. |
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan /mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.
E. Komponen CP
Jika Bapak/Ibu guru membuka modul CP maka akan terlihat komponen CP yang terdiri dari:
- Rasional Mata Pelajaran:
- Alasan mempelajari mapel tersebut
- keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila
2. Tujuan Mata Pelajaran
- Kemampuan yang perlu dicapai pelajar setelah mempelajari mata pelajaran tersebut
3. Karakteristik Mata Pelajaran
- Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran
- Elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran serta deskripsinya
4. Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan
- Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh.
5. Capaian setiap fase menurut elemen
- Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan siswa
- Dari setiap elemen inilah Bapak/Ibu Guru Menurunkan TP, lalu menyusunnya dari yang mudah sampai ke yang sulit atau dari yang kongkrit sampai ke yang abstrak yang disebut ATP
Baca Juga:
- PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM KURIKULUM MERDEKA
- KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) PADA KURIKULUM MERDEKA
- MENGENAL DAN MEMAHAMI KURIKULUM MERDEKA
Demikian dulu yang bisa admin bagikan kali ini dan untuk materi/topik selanjutnya akan diteruskan dengan merancang pembelajaran. Semoga Bermanfaat dan Salam Sehat!
No comments:
Post a Comment